Pentakosta - 23 Mei 2010

24 Mei 2010

Ada yang berbeda pada perayaan Pentakosta tahun ini.  Hari itu paroki baruku memulai peletakan batu pertama pembangunan gereja paroki.  Kurang lebih tujuh tahun setelah resmi menjadi paroki, akhirnya kami akan memiliki gedung gereja sendiri.  Tentu saja ini semua terselenggara berkat kerjasama, jerih payah dan usaha umat bersama.

Latar belakang umat yang bisa dikatakan berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah pada awalnya membuat panitia pembangunan gereja agak ragu.  Tapi akhirnya semua bisa diatasi dengan adanya beberapa gelintir umat "bonek" yang dengan antusias berusaha mencari dana.  Usaha menggalang dana lewat kotak 1000 yang dibagikan di tiap keluarga paling tidak membuat dana bisa terkumpul sedikit demi sedikit.  Dengan usaha, semangat dan doa, mencapai puncaknya hari itu dengan upacara peletakan batu pertama oleh bapa uskup Mgr. Hilarius Moa Nurak, SVD.

Bagaimanapun gedung gereja yang bagus tidak akan berarti apa-apa tanpa adanya umat yang partisipatif.  Sebagus apapun gedung gereja yang terbangun, akan menjadi sia-sia jika tidak diimbangi oleh semangat umat dalam membangun iman.  Apalah artinya gedung gereja yang megah, jika umat hanya sekedar numpang lewat.  Ke gereja hanya karena ikut rutinitas.  Datang misa dan kemudian pulang.  Bahkan ada yang datang ke gereja hanya untuk mengantar anak dan istrinya saja.  Sesudah itu dianya sendiri pulang.  Ini mengingatkan aku pada seorang umat yang pernag "nyaleg" dan berslogan bahwa ia berkarya bagi gereja dan negara.  Sementara aku tidak pernah melihatnya ikut misa.  Sesekali  ia datang hanya untuk mengantar anak dan istrinya.  Jadi apa maksudnya berkarya untuk gereja dan negara?

Aku berharap, dengan dimulainya pembangunan gereja paroki yang baru, semangat umat juga diperbarui.  Dibutuhkan banyak umat dengan ide brilian tapi "bonek".  Berani mengambil keputusan dan berani bereksperimen.  Ide pengumpulan sumbangan lewat kotak 1000 adalah ide yang luar biasa.  Minimal dengan ide tersebut, sekarang ini kami telah menuai hasilnya, meskipun belum sempurna.

Harapanku, doaku, semua mimpi kami sebagai umat paroki baru, segera menjadi nyata.  Semoga dengan dibangun gedung gereja baru, kami semakin semangat dalam mewartakan kasih, dan senantiasa terpanggil untuk bisa menjadi garam dan terang dunia.  Amin.

Note :
* Kotak 1000 :  Setiap keluarga diberikan satu kotak terbuat dari karton.  Dengan asumsi setiap hari dia secara rutin memasukkan uang minimal 1000 rupiah, maka dalam sebulan minimal terkumpul 30000 rupiah.  Jika dikalikan sekian KK hasilnya lumayan juga.  Lebih lumayan lagi jika ada yang berkenan memberikan derma lebih dari yang ditentukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS