Prapaska (Hari ke-3)

16 Feb 2024

Mat 9:14Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: "Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?"

Mat 9:15Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.

_____________________________________________________________________________________

Meskipun aturan puasa dan pantang  di Gereja Katolik itu secara teori sangat mudah sekali, tetapi pada prakteknya menurutku sangat 'sulit' sekali. Itulah yang kurasakan selama ini.  Bukan aturan boleh makan kenyang sekali sehari itu yang susah.  Atau berpantang dari segala hal yang paling disukai.  Bukan itu.  Yang susah itu adalah bagian di mana aku harus 'menagih' janji kepada diri sendiri, untuk bisa melakukan perubahan demi perubahan dalam hidup, sebagai tanda akan adanya pertobatan.
 
Romo Paskal

Berpuasa itu bukan hanya sekedar melakukan kewajiban keagamaan belaka.  Atau sekedar bisa mengurangi makan dan minum saja.  Yang berat itu adalah bagaimana menjadikan hari-hari sepanjang masa puasa itu sebagai suatu kesempatan untuk memperbaiki hubungan yang 'retak' dengan Tuhan dan sesama manusia.  Bagaimana menjadikan masa puasa dan pantang itu sebagai suatu ajang rekonsiliasi, yang menyenangkan sekaligus menyembuhkan.  
 
Banyak orang menjadikan puasa dan pantang sebagai alasan untuk meninggikan diri sendiri.  Karena sudah berpuasa maka menuntut untuk diistimewakan.  Karena sudah berpuasa tiba-tiba jadi merasa lebih suci dan lebih baik dari manusia lain yang tidak berpuasa.  Ujung-ujungnya hanya menimbulkan sikap iri hati dan dengki,"Mengapa aku berpuasa dan kamu tidak berpuasa?"  Berpuasa kok cari kawan 😁
 
Menurutku masa puasa itu harus diisi dengan hal-hal baik.  Lebih baik malah.  Harus dijalani dengan gembira dan bukan karena terpaksa.  Ingin berpuasa ya puasa saja.  Mau berpantang ya pantang saja.  Tidak perlu menunggu masa prapaska juga bisa.  Karena intinya bukan masalah tidak makan dan minum belaka, tetapi lebih kepada bagaimana cara menyembuhkan jiwa.  Lebih banyak berdoa.  Lebih banyak berderma.  Lebih banyak beramal kasih, yang tidak perlu semua orang tahu.  Cukup hanya aku dan Dia yang tahu!

Sebagai seorang pendosa, aku merasa masih perlu banyak belajar.  Belajar mengalami kehadiran Tuhan lewat manusia-manusia di sekitarku.  Belajar rendah hati dan mampu berdamai dengan diri sendiri.  Belajar untuk lebih menyadari keberadaanku sebagai seorang manusia.  Belajar bahwa aku adalah manusia yang tidak sempurna! Dengan mau belajar, aku berharap bisa menyelesaikan semuanya dengan sukacita.  Semoga!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS