Tugas

11 Apr 2023

Malam Vigili Paska di paroki.  Mendapat tugas untuk menyanyikan mazmur setelah bacaan I dan II.  Sebenarnya merasa ragu karena harus menyanyikan dua mazmur sekaligus.  Grogi dan takut tidak bisa maksimal karena tenggorokan masih terasa gatal akibat batuk yang berkepanjangan.  Tapi karena dipaksa oleh "seseorang" yang antusias banget ingin melihat aku bertugas, akhirnya menerima tugas dengan lapang dada.  Itung-itung ini sebagai tugas terakhir di paroki, sebelum nanti pada akhirnya harus bergerak ke Yogya untuk mendampingi anak-anak menempuh pendidikan di sana.  

Perasaan aku sudah sangat menjaga diri ya.  Tidak minum yang dingin-dingin.  Mengurangi makan gorengan.  Tidak banyak teriak-teriak demi menjaga kualitas suara.  Tetapi pada akhirnya toh keseleo juga, meskipun "tipis"sekali kedengarannya.  Kalau yang biasa bertugas mazmur pasti tahu kalau nada pertama terdengar agak fals.  Tetapi untuk orang kebanyakan tidak ada bedanya.  Sudah dijaga baik-baik, eh, saat tampil tenggorokan gatal juga.  Mau tidak mau harus berdehem-dehem sendiri untuk meredakannya.  Baru pertama kali inilah aku bertugas sambil ehm ehm depan microphone.  Beruntunglah semua bisa dieksekusi dengan baik sampai selesai dan semua merasa puas dengan hasil akhirnya.

Mendapat tugas liturgi di gereja sebenarnya bukan hal yang baru bagiku.  Sejak kelas tiga SD aku sudah terbiasa mendapat tugas liturgi karena rumahku dekat dengan susteran dan kapel.  Semua tugas sudah pernah kuemban.  Pernah jadi dirigen untuk anak-anak yang lebih tua usianya meskipun kaki harus di"ganjel" bangku supaya  terlihat lebih tinggi.  Sering bermazmur dan menjadi lektor meskipun sama saja harus naik ke bangku supaya umat bisa melihat wajahku yang tertutup mimbar.  Tetapi meskipun demikian, sampai sekarang tetap saja agak grogi sebelum maju kalau ditunjuk untuk bertugas di depan.  Meskipun setelahnya biasa saja tetapi rasa grogi tidak pernah bisa hilang. 

Satu kesimpulan yang bisa kuambil  adalah, terasa banget kalau aku sudah mulai "tua".  Nafas sudah mulai terasa agak berat dan harus pandai-pandai mencari cela untuk menarik nafas di nada berikutnya.  Masuk usia lima puluh dua ya memang tidak bisa dibilang muda.  Sudah pasti beda kualitas menyanyi di usia bawah lima puluh dan di atas lima puluh.  Terasa banget capeknya.  Padahal sudah diatur-atur dengan baik tetapi tetap saja ada kalanya keseleo juga.

Namun demikian, terima kasih banyak untuk kesempatan masih boleh melayani.  Meskipun jauh dari kata sempurna, tetapi ini adalah persembahan terbaik yang bisa kuberikan.  Bisa jadi di tempat baru nanti punya kesempatan yang sama.  Tidak dulu, sekarang atau nanti, selagi masih bisa berbuat sesuatu akan kulakukan.  Minimal hidup bisa berguna untuk diri sendiri dan orang lain.  Semoga Tuhan masih memberikan waktu dan menganugerahkan kesehatan, supaya semakin tua nanti tidak semakin menyusahkan.  Amin!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS