Prapaska (Hari ke-20)

4 Mar 2024

 ______________________________________________________________________________________

Luk 4:24Dan kata-Nya lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya.
Luk 4:25Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri.
Luk 4:26Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon.
Luk 4:27Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorangpun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu."
Luk 4:28Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu.
Luk 4:29Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu.
Luk 4:30Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.

______________________________________________________________________________________

Aku bukannya ingin mengomentari apa yang dikatakan Yesus hari ini.  Apapun yang dikatakan Yesus di atas, bisa jadi benar untuk sebagian orang, tetapi bisa juga salah bagi sebagian yang lainnya.  Ada banyak memang orang baik yang tidak dianggap di tempat asalnya karena latar belakang keluarga dan sebagainya.  Tetapi ada juga orang yang kata-katanya sungguh didengar dan bisa membawa manfaat bagi banyak orang di sana.  Intinya adalah bahwa tidak ada seorang pun di dunia ini yang bisa menebak dengan pasti apa maunya Tuhan dalam kehidupan.  Ketika berharap lebih, terkadang hanya kekecewaan yang didapat.  Ketika pasrah dengan keadaan, doa-doa ternyata malah dikabulkan.  Jadi, who knows?

Kali ini aku ingin memposisikan diriku ketika berada di tempat orang Farisi dan kebanyakan orang yang hobinya duduk-duduk di rumah-rumah ibadat.  Orang Farisi yang merasa bahwa hidupnya jauh lebih baik dari orang lain, merasa lebih dekat dengan Tuhan, karena hari-hari mereka memang dihabiskan di sana.  Bisa jadi aku pun tidak jauh berbeda dengan para Farisi tersebut.  Ketika merasa semakin 'dekat' dengan Tuhan, semakin besar keinginan untuk memunculkan benih-benih kesombongan. Bilangnya sih bukan sombong, bukan hebat, tetapi 'moncong' ini selalu mengatakan tentang kehebatan dan kepintaran diri sendiri.  Bilangnya sih semua yang dilakukan hanya demi kemuliaan nama Tuhan.  Tapi kenyataannya mulai timbul rasa dendam dan sakit hati, ketika tidak mendapatkan puja dan puji atas apa yang sudah dilakukan.
 
Seringkali dalam hidup ini, ada banyak peristiwa yang bisa jadi sungguh mengecewakan.  Orang yang kita 'lihat' baik-baik saja, ternyata 'tidak' baik-baik saja.  Orang yang terlihat seperti malaikat, ternyata adalah ular beludak.  Orang yang berperangai seperti setan, ternyata memiliki hati yang indah.  Orang yang sepatutnya menjadi teladan ternyata di luar perkiraan.  Orang yang tidak pernah diunggulkan, ternyata membawa pencerahan.  Sekarang ini tidak cukup menilai seseorang hanya hanya dari penampilan luar.  Penampilan luar seringkali menipu. Percayalah hanya kepada Tuhan.  Dia satu-satunya yang kalau bicara A itu A dan B itu B.  Terkadang kata-kataNya akan terasa menyakitkan karena tidak seperti yang kita harapkan.  Tetapi pada akhirnya,  semua yang Dia katakan sungguh menyembuhkan.

Sekarang ini, aku sedang belajar untuk berdamai dengan kenyataan.  Sedang belajar untuk tidak mudah menghakimi atas terjadinya kesalahan yang secara kasat mata memang kelihatan.  Belajar untuk tidak merasa lebih baik dari orang lain, karena setiap orang pasti punya cerita hidupnya masing-masing.  Punya alasan sendiri-sendiri mengapa sampai jatuh ke dalam sebuah kesalahan atau bahkan dosa.  Sama seperti mereka, aku juga bukan manusia yang sempurna.  Aku juga pernah melakukan kesalahan dan jatuh ke dalam dosa.  Tetapi bukankah setiap orang berhak akan adanya pengampunan?  Bukankah setiap orang butuh kesempatan untuk dimaafkan?  Pengampunan adalah obat terbaik untuk menuju jalan hidup yang lebih baik.  Bertahanlah, meskipun harus menempuh jalan yang terjal!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS